Pikiran ini sebenernya udah beberapa kali terlintas di pikiran setiap kejadian serupa terjadi di depan mata, tapi gw baru bener-bener memikirkannya.
Salah seorang temen gw punya kepercayaan diri yang sangat rendah. Dia paling males kalo menyampaikan pendapat di depan forum. Padahal, menurut gw, banyak banget ide-idenya yang bagus buat diterapin dan bisa nyelesein masalah. Jadi, tiap kali dia punya pemikiran tersendiri, doi selalu minta tolong sama gw untuk mengungkapkannya.
Awalnya gw ngikut. Gw ngulang apa yang mau dia sampein, terus gw katakan di depan orang banyak, dengan awalan, "Menurut teman saya."
Pada satu kesempatan, gw melewatkan satu poin penting yang pengen dia sampein ke depan umum. Gw lalu bilang, "Ya udah, ngomong ajaa biar poinmu gak ada yang kelewatan, kan biar enak orang pada tau itu pikiranmu juga!"
Dia mengkeret. Literally. "Ah, nggak, ah. Kamu aja."
Berkali-kali gw maksa dia. Dia bilang, malu sama suaranya yang suka meninggi di tengah. "Orang gak bakal ada yang peduliin, yang penting isi omonganmu!" debat gw kala itu, tapi dia bergeming.
Di satu forum di jurusan yang membahas pengkaderan, gw lagi gak duduk di deket dia, sehingga dia angkat bicara sendiri.
Everyone listen to him. Gw sendiri lupa apa yang diperdebatkan, tapi gw wajar kalo orang-orang pada memperhatikan, karena poin yang di bawa bagus.
Tiba-tiba, suara dia meninggi di tengah gitu. Kayak melengking. Sontak satu forum ketawa semua. Gw juga ikut ketawa. Dia garuk-garuk kepala, mukanya pias. Dia melanjutkan pembicaraannya, namun para peserta forum malah ngeledek nada suaranya, hingga apa yang dia katakan gak kedengeran lagi. Dia duduk, menutup argumen.
Bisa ditebak setelah itu dia gak pernah mau bicara depan umum lagi.
Gw selalu menyalahkan kalo dia itu orangnya rendah diri, pesimis, blablabla. Gw berusaha nge-pep talk supaya dia ngomong lagi di forum, tapi dia menolak. Gw pun nyerah.
Sebuah cerita sama tapi tak serupa terjadi sama temen gw yang lain. Setiap kali dia ngomong bahasa Inggris, semua orang disekitarnya ngeledek aksen Jawa-nya yang lumayan kedengeran. Menurut gw sendiri, pronunciation doi bagus, dan aksen bukan sebuah masalah.
Gw meminta dia buat ngomong berbahasa Inggris. Gw gak inget kenapa, tapi gw butuh. Gw ditolak.
"Lah, kenapa dah?"
"Bahasa Inggrisku jelek, Sar."
"Apa-apaan dah, siapa yang bilang jelek, bagus gitu kok."
"Kamu sih gampang ngomong gitu," dia menatap agak-agak kesel. "Kamu kan kelas Q. Lak aku mah cuma anak kelas reguler. Bahasa Inggrisku diketawai orang."
Setelah itu anak berlalu berlalu, gw keinget temen gw yang pertama. Dua-duanya berusaha bicara di depan umum, tapi gak mau lagi karena diketawain orang, diledekin, dihina, ditiru. Gw juga melakukan itu. Gw juga ngetawain mereka.
Ini gak sekali dua kali. Ini sering terjadi. Yang paling bikin gw malu adalah, gw juga termasuk kelompok yang menertawakan. Mentang-mentang gw overPD, gw seenaknya aja nganggep usaha mereka itu lucu. Padahal, buat dia mungkin itu menyusahkan. Buat dia itu perlu segenap keberanian, yang gak mudah buat dikumpulkan.
Untuk kamu yang pintar berbicara, yuk hilangkan budaya ini. Jangan menertawakan pendapat orang lain sebegitu mudahnya. Gak gampang menemukan setitik keberanian untuk mengeluarkan kata-kata dari bibirnya, menyampaikan isi kepalanya. Ketika keberanian yang hanya sedikit itu kamu ketawain, jelas aja dia jadi gak mau bicara lagi.
Untuk kamu yang pintar berbicara, yuk ajak temen-temenmu untuk ungkapkan pendapat mereka. Tegur orang-orang yang kerjanya ngeledek aja.
Untuk kamu yang bahkan gak pernah berbicara di depan umum, tapi suka ngeledek kebiasaan unik temenmu ketika berbicara... coba ngaca sek. Kamu aja gak bisa apa-apa, hakmu apa menghina orang lain?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar