Rabu, 02 Maret 2016

Slap across My Face

Salah satu dosen yang gue kagumi di Jurusan Teknik Industri ITS adalah Dr. Maria Anityasari, ST., ME. Waktu semester satu, gw diajar oleh beliau di mata kuliah Pengantar Teknik dan Sistem Industri. Di semester ini, gw diajar lagi oleh beliau di mata kuliah Ekologi Industri.

What makes her so cool is how she could plant her words in your head. Kata-kata itu terus bercokol dalam batin, bikin lo pada saat itu merinding. Entah itu materi matkulnya (yea, gw jatuh cinta sepenuhnya pada keilmuan TI setelah ambil matkul PTSI and literally feel scared setelah tahu kenyataan di lingkungan yang ada), atau motivasi yang diberikan kita, para mahasiswa yang suka kehilangan arah.

Tetapi, pelajaran hari ini bener-bener luar biasa, mengingat kelasnya yang biasa gak seperti pada umumnya.

Beliau masuk ke dalam kelas. She looked kinda upset, gw takut dia lagi bad mood, dan gw baru sadar kalo gw gak bawa buku tulis Ekologi gw yang berisi jawaban study guide pada hari itu-_-

Gw udah panik, tapi setelah duduk dia malah bilang, "Guys, gimana kalo hari ini kita nyanyi? Gak pernah kan kelas nyanyi?"

Seluruh kelas tertawa. Bu Maria lalu membicarakan soal pentingnya keaktifan di kelas dan masuk ke materi ekologi. Setelah kira-kira materi udah dibahas, beliau nunjukkin video ini.


Setelah video itu, Bu Maria berkata, "Guys, our country is very, very rich. Video yang tadi kita saksikan bukanlah sesuatu yang baru buat kita. Bahkan mass media pun sudah memberitahukan apa yang terjadi di Papua sana. Betapa kayanya negara kita, Yuk kita nyanyi lagu Indonesia Pusaka!"

Menyanyilah kita. Lalu beliau bertanya, "Kenapa negara kita dipuja-puja bangsa?"

A lot of answers come, lalu beliau respon. "Benar. Karena negara kita sangat kaya."

Kami nyanyi lagi lagu Kolam Susu dan Kulihat Ibu Pertiwi.

Kita tertawa. Gw gatau kenapa. Somehow ada aja yang lucu. Lalu,beliau angkat bicara. Kelas hening seketika.

"Hari ini, saya ditanyai. 'Bu, tau si A gak, Bu?' 'Ohiya tau, dia kan cerdas sekali!' 'Iya, dia dapet beasiswa di Taiwan, terus gak mau balik lagi kesini...'

"Saya kaget sekali. Saya lalu bertanya, 'Memangnya ada apa? Kenapa dia gak kembali?'"

Bu Maria duduk di kursinya, wajahnya pias. Suaranya tercekat. "Ternyata, dia gak kembali karena di Indonesia itu gak enak. Lebih enak hidup di Taiwan. Uangnya lebih banyak.

"Guys, jangan lupakan kalau hidup kita punya tujuan. Jangan kamu  kuliah hanya untuk selembar ijazah. Jangan kamu bekerja hanya untuk uang semata. Jangan kamu menolak untuk berkorban demi kebaikan bersama. Jangan kami degradasi hidupmu untuk sesuatu yang tidak tetap dan fana."

Seluruh kelas speechless

Lo pernah gak sih berasa ditampar oleh kata-kata? Gw udah pernah mengalaminya beberapa kali, dan hari ini gw mengalaminya lagi. Rasa nasionalisme gw diguncang. Selama ini, gw cuma berpikir : "Abis kuliah, gw bakal langsung kerja, cari uang yang banyak." Bahkan gw berpikir buat kerja di perusahaan multi-nasional, atau perusahaan oil and gas, mungkin bisa keluar negeri.

Tetapi, setelah apa yang dikatakan Bu Maria... lah, gw belum ngasih apapun ke negara ini. Padahal, uang semester gw murah itu dari negara ini. Bokap gw pake BPJS, itu dari negara ini. Subsidi-subsidi ini-itu, dikasih oleh negara ini, untuk gw, rakyatnya yang belum ngasih apa-apa.

Tulisan ini gw tulis bukan untuk menyadarkan siapapun. Gw bukan orang keren yang bisa memaku huruf-huruf yang keluar dari mulut ke otak sedalam-dalamnya. Gw menulis ini untuk mengingatkan diri sendiri, one day, ketika gw lupa, hari ini pernah terjadi. Hari ketika gw merinding menyadari gw takut untuk berkorban. Hari ketika gw ditampar di wajah karena berani-beraninya berniat meninggalkan Indonesia tanpa memberikan apa-apa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar