Semester 2! (Sesuatu yang cuma ada di ITS!)

Wah udah lama gak nulis blog :O *shooock

Nah, sekarang, gw udah nyaman berada di lingkungan baru. Sebenernya gak lama-lama amat sih mencapai istilah nyamannya. Tapi, gw gak bertanya-tanya lagi, "Anjrit gw dimana?!" pas bangun tidur, udah gak nyasar lagi jalan-jalan di area sekitar kampus, udah menerima kenyataan kalo makanan enak di Keputih itu kalo gak penyetan, warteg Bonek sebelah Sakinah (supermarket ala Surabaya gitudey), ya sate ayam. Ohiye, new lesson : kalo udah akhir bulan, JANGAN pesen makanan delivery. Jangan deh. Mending jalan kaki meski jauh daripada pesen makanan nelpon. Kamu akan menyesal, Nak.

Selama 6 bulan gw di Surabaya, gw menemukan beberapa hal yang gak bakal gw temukan di perguruan tinggi lain selain di ITS. Apa aja tuh?

1. Pengkaderan

Ini lagi pengkaderan

 Seperti tipikal lingkungan pendidikan teknik lainnya, ITS memiliki istilah pengkaderan. Apaan tuh? Pengkaderan itu... intinya sih mendidik mahasiswa baru buat jadi penerus di himpunan jurusan masing-masing. Maba 'ditempa' supaya memiliki karakter dan pola pikir khas dari masing-masing jurusan.

Sebelumnya gw jelasin dulu ya. Di ITS, gak seperti kebanyakan kampus lainnya, ikatan mahasiswa di jurusan saaaangat kuat. Iya, kami memang kesatuan ITS, tapi kami jauh lebih memiliki proud dengan nama jurusan, bukan ITSnya. Dulu, gw pernah baca salah senior nulis, kira kira gini : "Anak ITS itu lebih bangga sama jurusan dibanding almamater, bisa diliat kalo lagi memperkenalkan diri. Mereka bakal memperkenalkan diri dengan cara 'saya dari jurusan Teknik Industri ITS', bukannya 'saya dari ITS jurusan Teknik Industri'".

Nah, makanya, pengkaderan bertujuan untuk 'melatih' mahasiswa baru supaya bisa memiliki, yah, kayak yang gw bilang sebelumnya, karakter khas masing-masing jurusan. Kenapa jurusan? Lah ya karena pengaruh jurusan jauh lebih kuat dibandingkan almamater atau fakultas. Karena setiap mahasiswa harus memiliki jiwa yang diasung jurusannya. Dan emang keliatan sih. "Oh, pantesan si A anaknya gitu, anak TI, sih,", "Itu siapa yang ngakak gede-gede? Oalah, anak TI, wajar lah." Gadeng, gw doang yang kalo ngakak gede banget.

Pengkaderan adalah salah satu topik hot sepanjang tahun di seluruh penjuru ITS. Kalo kata Kahima jurusan gw, Mas Novangga, "Pengkaderan adalah salah satu proses paling penting di ITS". Ya kira-kira gitu deh.

Sekedar cerita, kalo anak Teknik Industri, ciri khas yang paling keliatan adalah, halusnya, kritis. Gak suka dikit protes, tersinggung dikit protes. Rata-rata anak TI juga suka bicara, meski gak semuanya jadi public speaker, but trust me they love talking. Tapi, kalo udah ngebandingin jurusan, mau berantem, adu jago, anak TI biasanya gak ikutan alias diem. Dieeem aja, gak komen apa-apa. Entah kenapa gw juga kebawa kayak gitu. Ya kira-kira cocok lah sama salahnya anak TI, UNIFIER, atau pemersatu. Aseeek. Padahal takut sebenernya. Wkwk kok jelekin jurusan sendiri dah.

Di universitas lain, terutama Fakultas Teknik, pasti ada yang setipe sama pengkaderan ini, beda nama doang. Kasarnya, pengkaderan itu kayak OSPEK, tapi umurnya bulanan, gak cuma harian. Di jurusan gw, Teknik Industri sendiri, pengkaderan (atau nama resminya di TI, SISTEM) berlangsung tepat selama lima bulan, dari tanggal 1 September 2014 - 1 Februari 2015. Apa yang ngebedain pengkaderan ITS dengan universitas lain? Gw sih liatnya lebih intens, lebih membutuhkan banyak konsentrasi, dan selain ditanamkan nilai-nilai plus jurusan, juga ditanamkan rasa kekeluargaan dan solidaritas angkatan. Makanya, di ITS itu...

2. Temen udah kayak keluarga
Ketika denger salah seorang sahabat gw bilang, "Gw kesepian nih tahun baru, kaga ada temen," gw heran. Kenapa? Pada detik itu, gw lagi asik maen kembang api sama angkatan gw di rumah Utiknya salah satu temen gw, Ola, di sekitar daerah ITS. Gw langsung bales kira-kira gini, "Lah, elu keluar lah sama temen lu."

"Kagak ada orang jir, gw cuma ngeliatin kembang api dari balkon."
"Lah, emangnya lo gaada yang ngajak maen ape?!"
"Ada, tapi ngajaknya gitu deh, ga pengen ikutan gw."
"Yaudah keluar aja sama temen kos lu lah!"
"Temen kos gw udah pada pulang kampung..."

Dan banyak banget kisah serupa dari temen-temen gw.

Nah, yang gw pahamin dari cerita mereka adalah, "Oh, mereka belum dapet sohib asik nih." Tapi, lama kelamaan, beberapa temen gw malah membentuk benteng sendiri dan memutuskan untuk menjauh. Padahal masih mahasiswa baru.

Itu bedanya anak ITS sama kampus laen. Kayaknya gegara pengkaderan sih, makanya anak ITS udah langsung punya temen, ya seenggaknya untuk maen, belajar, makan bareng, yang standar gitu lah. Gak ada anak yang ketinggalan sendirian, kecuali dianya emang menutup diri dan suka bolos kuliah, itu sih lain cerita. Meski nanti mencar-mencar sendiri setelah pengkaderan, tapi pasti seenggaknya tiap anak punya 3 - 4 orang sohib, bukannya malah sendirian. Bahkan yang istilahnya mahasiswa study oriented. Pokoknya, pertemanan di ITS itu masih kayak pertemanan anak jaman SMA dulu dah, gak horor seperti yang kakak kelas dulu ceritain, alone and a little bit lonely.

Ini bukan lagi mau tawuran

3. Organisasi vs Prestasi
Iya deh, emang ada beberapa mahasiswa ITS yang aktif organisasi dan prestasinya banyak jugak. Akan tetapi, saudara-saudara, presentasenya dikiiiiiiiiiiit banget. Beneran dah.

Sewaktu ngobrol-ngobrol sama seorang senior, dia bilang gini, "Saya bingung mau fokus dimana. Udah nyemplung ke organisasi, tapi gak bisa handle nilai saya supaya sebagus yang saya ingin."

Gw mangap. "Bukannya namanya Mas masuk ke spanduk buat kenaikan IPS tertinggi ya, Mas?"

Terus si Mas bilang, "Iya, soalnya IP saya sebelumnya jelek banget, terus kejar di semester selanjutnya. Kamu mending milih dari sekarang, mau sibuk di organisasi dengan nilai biasa aja, atau IP memuaskan tapi gak bisa terlalu aktif juga."

Kenapa bisa ada perhelatan hebat antara organisasi dan prestasi? Organisasi di ITS itu baaanyaaaak baaangeeet. Ada himpunan jurusan, BEM fakultas, dan BEM ITS pastinya. Belum lagi UKM, Unit Mahasiswa Jurusan, organisasi keagamaan, organisasi di luar ITS, persatuan mahasiswa berdasarkan daerah, dan sebagainya. Dan, seorang mahasiswa di ITS, kalo udah nyemplung ke satu organisasi, pasti bergerilya di organisasi lainnya, sehingga pelajarannya gak sekenceng anak yang gak ikut organisasi.

Lah, tapi kalo kamu fokus sama prestasi juga agak sulit untuk nembus organisasi. Baru-baru ini gw tau kalo seorang anak pengen ikut student exchange, jangan banyak harap bisa gabung ke organisasi di kampus. Belum lagi yang fokus ke lomba atau PKM. Waktunya kebanyakan diisi ya untuk ngerjain hal-hal tersebut. Dan, harus gw akui, orang yang ngejar prestasi di ITS itu biasanya gak main-main, emang IPnya diatas 3.5 semua. Magnificent dah.

Yang harus gw tekenin disini adalah, di ITS gaada stereotip 'anak organisasi pasti bego' dan 'anak prestasi pasti kuper'. Tapi, yang gw tau, kebanyakan mahasiswa ITS kalo udah fokus ke salah satu, ya achievementnya pasti gede di situ, sedangkan bidang yang lainnya biasa-biasa aja.

4. Jaket atau kemejanya banyak
Sumpe banyak. Ada kemeja jurusan, jaket jurusan, jaket fakultas, jaket ITS. Terus, karena gw basket, ada seragam baju basket. Belum kemeja lab (untuk yang asisten lab), kemeja angkatan, kaos ITS, jaket persatuan daerah, waaah pokoknya kalo masuk ITS gak bakal kekurangan jaket sama kemeja dah.

Kenapa? Karena anak ITS selalu bangga sama tempat yang dia naungi. Makanya pasti dibeli dah.

5. Anak ITS gak suka bersolek
Ini adalah kenyataan, baik yang cewek maupun cowok. Cewek juga lho, beneran.

Awalnya, gw gak terlalu menyadari hal ini. Tapi, pas gw lagi makan di Pasar Jumat ITS, gw liat segerombolan cewek dengan baju yang, gitu deh, dan make up yang cukup kentara.

Terus, Hana, yang lagi sama gw waktu itu, bilang, "Pasti itu bukan anak ITS."
"Hah, tau dari mana lo?" tanya gw.
"Coba perhatiin sekelilingnya. Atau, kita deh. Pernah gak ada anak ITS pake baju gitu?"

Dan setelah gw perhatikan baik-baik... emang gak ada. Cewek ITS vs cewek universitas lain keliatan banget bedanya. Kalo anak FMIPA, rata-rata bajunya syar'i, sedangkan fakultas lain kasual-yang-penting-gampang-bergerak. Yang di taro di muka mentok-mentok bedak sama lipstik/lipgloss/apapun buat dipake di bibir. Dibilang modispun, ya itu bajunya normal, bukan yang menarik perhatian. Malah kadang bisa nyusup ke perkantoran kali.

Lalu, gw keinget jaman SMA. Ini emang anak cowok di 8 Tangerang yang rada-rada, ehem, feminin, atau cowok ITS emang laki banget, gw juga kaga paham. Tapi, cowok ITS gak pernah pake produk pemercantik apapun, meski cowok yang paling ganteng sekalipun. Palingan juga pomade. Cowok ITS gak pernah ada yang pake obat muka, atau salep muka, atau apaan kek yang bikin muka mulus atau putih.

Ergo, gak ada anak ITS yang terlalu fokus sama penampilan. Btdub, ini berarti bagus atau nggak, ya?


Wow, udah nulis panjang banget yak. Karena gw mau nonton ulang BOSS, jadi sampe sini dulu. Ntar lagi gw share about ITS dan Surabaya. Biasa anak Tangerang norak.

Cheers!

Don't give up on your dreams, now, buddy!