Rabu, 22 Februari 2017

Ketika Kamu Tak Bisa Bersantai Ria

Setiap kali gw melihat seseorang sedang duduk santai dan bahagia, sementara gw lagi menarik rambut karena hampir gila (figuratively, sometimes literally), pertanyaan muncul dalam kepala : itu orang chill amat, kok gw nggak?

Apa yang berbeda? Gw bertanya-tanya sendiri dalam hati. Kenapa gw selalu lompat dari satu kegiatan ke aktivitas lainnya, merasakan pressure tinggi atas kegagalan dan tanggung jawab yang diemban, sedangkan manusia di sekitar gw bisa selonjor kaki sambil minum air hangat, ketawa-tawa bahagia? Ada aja yang muncul di pikiran : akademik (tolong nilai sayaaa, toloooong), organisasi (yang sering menyita pikiran dan tenaga), ekspektasi orang tua(sudah cukup membanggakan gak sih gw), masa depan(sebenernya cita-cita gw apa), kesendirian (hash), semua-muanya yang memiliki banyak ketidakpastian. Belajar sebanyak mungkin, mengeset target, "Ini lho, gw harus disini, gw harus disitu, gw harus ngasih ini dan itu," tanpa berhenti barang sejenak. 

Question in point : apa gw gak mau diri gw sendiri bahagia? Kenapa gw menclok dari satu tantangan ke tantangan lain, gak bisa berhenti, terus berjalan? Kenapa gw harus punya list, kenapa gw sangat terganggu ketika sesuatu yang gw gak bisa capai, tidak tercapai sama sekali? Kenapa gw gak ongkang-ongkang kaki juga sambil menyeruput teh hangat?

Makin mengganggu ketika pertanyaan itu gak dilontarkan dari diri gw sendiri, orang lain pun mengatakan hal yang sama. "Kenapa sih lo gak hidup mengalir aja, tenang, santai, gak usah nyari susah?" tanya seorang sobat suatu hari.

Jujur, saat itu gw gak bisa jawab. Sehingga gw merenung panjang. Apa gw gak normal?

Jadi, gw sempat rehat sejenak. Pada suatu periode waktu, gw mundur perlahan-lahan tanpa diketahui orang-orang. Gak hadir kegiatan apapun kira-kira satu bulan. Melangkah mundur sejenak. Apa sih, yang gw cari sebagai manusia? Uang? Pahala? Sukses? Kebanggaan orang tua? Ilmu?

Setelah sebulan itu, harus gw katakan bahwa gw mengalami kebosanan yang luar biasa. Ternyata, gak enak jadi yang diam saja. Tapi, sekali lagi : kenapa? Apa sih alasan yang bisa bikin gw menggila, harus lari-lari mengejar semuanya?

Gw menemukan jawabannya ketika menemukan tumpukan buku sakti di meja belajar gw yang udah butek gegara gw tulisin terus.

Sewaktu jaman pelatihan manajemen diri, disarankan kita bikin AKU SRK (gw lupa kepanjangannya) yang berinti mimpi gw selama empat tahun ke depan. Let me write what my dreams was about :
1. IPK > 3,5 (belom tercapai... dan pesimis wkwk)
2. JADI ASLAB SIMAN (sudah pasti tidak tercapai)
3. SUKSES MENGIKUTI UKM (bye bye)
4. PUNYA BANYAK TEMAN DI SURABAYA (banyak alhamdulillah)
5. MENGIKUTI SETIDAKNYA SATU ORMAWA (tercapai)
6. SETIDAKNYA IKUT SATU LOMBA (belum tercapai)
7. MENJADI SEKRETARIS DI ORMAWA YANG DIIKUTI (agak meleset, tapi gak apa-apa)
8. IKUT VOLUNTEER DI INTERNATIONAL OFFICE ITS (mustahil tercapai pada poin ini)
9. IKUT ABC (ini apa yak? Lupa dah)

Semua yang gw tulis di atas, banyak dicoret-coret, banyak di revisi di tengah jalan. Kepuasan tersendiri bagi gw untuk mencapainya satu persatu.

Jadi, gw ketawa sendiri. Bahkan ketika gw masih mahasiswa baru bau kencur, gw merasa perlu untuk punya target-target yang harus dicapai. 3 buku tebal udah gw isi dalam perjalanan yang gw lakukan untuk memenuhi mimpi itu, target-target ini. Gimana bisa sih gw berpikir kalo gw gak normal? Gw adalah seorang pemimpi yang sedang mengejar impiannya. Kok bisa-bisanya gw mau santai-santai, mengabaikan apa yang diinginkan?

Sebenernya tujuan gw nulis ini apa sih? Untuk mengingatkan temen-temen yang di luar sana. Hei, yang lagi capeek banget, yang lagi kehilangan motivasi, yang gak tau mau ngapain di hidupnya, atau yang kayak gw, mempertanyakan keputusan untuk menjalankan ini semua : coba gali isi kepala. Sebenernya lo tau kok mau ngapain, cuma males mikir aja. Sebenernya motivasi masih ada disana, lo males berjuang aja. Wajar mempertanyakan banyak hal, namanya manusia, kan punya akal. Kaki punya, tangan punya, gak heran kalo dipake kerja keras.

Jadi, tunggu apa lagi? Segera cari apa sih ambisi lo, biar gak galau terus. Karena, serius, deh, apa sih hidup tanpa pressure?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar