Jumat, 12 Juli 2019

Garis Batas yang Kamu Tak Bisa Lewati

Untuk sebagian manusia yang beruntung, pernah dalam suatu waktu kehidupan punya sahabat yang deket banget. Tipe-tipe kawan yang klise, tiap gerak garis wajahnya bisa kamu baca apa artinya, yang tiap waktu kosong dihabiskan bersama-sama.

Segitu deketnya, kamu tau tentang kisah hidupnya, dia tau tentang kisah hidupmu. Kadang berantem, kadang ngambek. Tapi selalu ada, selalu mendukung, selalu saling ulur tangan untuk membantu. Orang-orang yang membuat ringan hari yang sulit, dan mengeraskan rasa bahagia yang sedang dirasa.

Lalu ada rasa ingin memiliki. Posesif, seakan dia adalah milikmu. Sebagai sahabat, tentu kamu berpikir maksudmu baik. You want the best version of your best friend. You don't want them to get hurt.

Jadi, kamu biarkan ego bekerja. Ketika mereka sedang bahagia, tapi ada satu aspek lo gak suka, lo malah berusaha merusak kebahagiaan mereka. Ada sebuah pikiran sakit yang menelusup ke otak, bahwa sahabatmu gak bakal bisa bahagia tanpamu. Kamu punya hak untuk mengontrol hidupnya. Kemudian, tanpa kamu sadari, kata-kata yang menyakiti keluar. Kamu melukai hatinya.

Awalnya kalian berusaha buat berlagak semua baik-baik saja. Kalian melakukan segala hal untuk memperbaiki persahabatan yang kalian punya. Tapi, dari dasar hati, kamu tau ada yang rusak. Gak bisa dibetulin gitu aja. Bahkan mungkin gak akan pernah bisa kembali utuh, sampe kapan pun.

Dari sahabat kentel, jadi temen biasa, kemudian menjadi kenalan. Kamu bertanya-tanya dalam hati, kenapa jadi begini? Berlagak gak tau jawabannya, padahal sebenernya paham. Diri sendiri yang ngerusak. They left you because of your words. Kamu melewati garis batas yang tidak boleh dilewati, oleh siapapun, mencampuri keputusan hidupnya.

Satu pelajaran yang bisa kamu ambil. Terkadang, gak semua hal harus disampaikan ke orang tersayang. Jujur itu memang perlu, tapi terlalu jujur juga bukan sesuatu yang bijak.

Pelajaran itu kamu ambil, kamu pegang erat-erat sampai kapanpun. Hubungan sahabatmu dengan kamu sudah rusak. Malam ini, kamu tumpahkan kesedihan di dada ke dalam sebuah tulisan, supaya terasa sedikit lebih ringan. Supaya gak ada lagi yang melakukan kesalahan yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar